• Home
  • Peta Sebaran
  • Kategori
    • Rintisan
    • Berkembang
    • Maju
    • Mandiri
    • Semua Kategori
  • Produk Wisata
    • Atraksi
      • Wisata Alam (7,026)
      • Wisata Budaya (5,744)
      • Wisata Buatan (3,277)
    • Paket Wisata
    • Suvenir
  • Informasi
    • Berita
    • Event
    • Materi Bimtek
      • Bimtek Jadesta
      • Dewan Juri ADWI 2024
      • Tahapan Penilaian
      • Kategori DTW dan Digital
      • Kategori Amenitas
      • Kategori Kelembagaan dan Resiliensi
    • Direktori
    • Pertanyaan dan Jawaban
    • Video 50 Besar ADWI 2021
    • Video 50 Besar ADWI 2022
    • Video 75 Besar ADWI 2023
    • Video 50 Besar ADWI 2024
  • Forum
    • ADWI 2024
    • ADWI 2023
    • ADWI 2022
    • ADWI 2021
    • Forum Jadesta
Login Daftar

Prasasti Batu Punden Dan Serawak Sapit

Desa Wisata Sapit, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
  • Profil Atraksi
  • Fasilitas

Kata “pundèn” (atau pundian) berasal dari bahasa Jawa. Kata pepundèn yang berarti
“objek-objek pemujaan” sementara definisi Punden berundak adalah bangunan pemujaan
para leluhur berupa bangunan bertingkat dengan bahan dari batu, di atasnya biasa didirikan
Menhir. Bangunan ini banyak dijumpai di Kosala dan Arca Domas Banten, Cisolok
Sukabumi, serta Pugungharjo di Lampung. Dalam perkembangan selanjutnya, Punden
Berundak merupaan dasar pembuatan candi, keratin atau bangunan keagamaan
lainnya.

Struktur dasar punden berundak ditemukan pada situs-situs purbakala dari periode
kebudayaan Megalit-Neolitikum pra-Hindu-Buddha masyarakat Austronesia, meskipun
ternyata juga dipakai pada bangunan-bangunan dari periode selanjutnya, bahkan sampai
periode Islam masuk di Nusantara (wikepedia.org). Punden berundak ini biasanya
dipergunakan sebagai sarana untuk menghormati dan pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang. Kebudayaan megalitikum muncul pada zaman neolitikum dan berkembang luas pada zaman logam.

Peninggalan megalitikum ini hampir menyebar di seluruh wilayah Nusantara, bahkan sampai
sekarang pun masih ditemukan situs Megalitikum, seperti di Wilayah Lombok, Nsa Tenggara Barat, yaitu Dusun Montong Kemong Desa Sapit Kecamatan Suela. Penemuan punden berundak ini pada dasarnya Sudah lama di ketahui oleh masyarakat setempat, bahkan di
jadikan sebagai tempat keramat secara turun temurun. Namun karena tingkat
pengetahuan masyarakat masih minim terkait dengan perkembangan fase sejarah,
sehingga jenis batu punden berundak ini sangat jarang untuk di publikasikan sebagai
peninggalan zaman megalitikum. Punden yang ada di didesa sapit ini sering disebut oleh masyarakat dengan “serawak”.

Tidak hanya itu, peninggalan zaman megalitikum seperti: Sarkofagus, Dolmen dan Jenis
Menhir tersebar di beberapa wilayah kedusunan Desa Sapit Kecamatan Suela, hanya saja
beluma tertata rapi sebagai peninggalan zaman megalitikum, namun dari catatan pemuda,
ada sekitar 17 jenis benda peninggalan situs pra sejarah dan di yakini sebagai peninggalan
zaman megalitikum (atau zaman batu muda).

Fasilitas

  • Tidak tersedia

QRCode Atraksi

Harga Mulai Dari

0

Kontak Desa Wisata

  • Desa Wisata Sapit
  • 082235076930
  • kurniawandidik152@gmail.com
  • Jln. Raya Haji Azmi, Desa Wisata Sapit, kecamatan Swela, lombok timur, 83657

Bagikan Atraksi

  • Share
  • Tweet


Jejaring Desa Wisata

Desa Wisata

  • Rintisan
  • Berkembang
  • Maju
  • Mandiri
  • Pencarian Desa Wisata
  • Wisata Alam
  • Wisata Budaya
  • Wisata Buatan
  • Pencarian Atraksi

Hubungi Kami

0812-1000-2190
info@jadesta.com
KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA
© 2025
  • Close X