• Home
  • Peta Sebaran
  • Kategori
    • Rintisan
    • Berkembang
    • Maju
    • Mandiri
    • Semua Kategori
  • Produk Wisata
    • Atraksi
      • Wisata Alam (7,026)
      • Wisata Budaya (5,744)
      • Wisata Buatan (3,277)
    • Paket Wisata
    • Suvenir
  • Informasi
    • Berita
    • Event
    • Materi Bimtek
      • Bimtek Jadesta
      • Dewan Juri ADWI 2024
      • Tahapan Penilaian
      • Kategori DTW dan Digital
      • Kategori Amenitas
      • Kategori Kelembagaan dan Resiliensi
    • Direktori
    • Pertanyaan dan Jawaban
    • Video 50 Besar ADWI 2021
    • Video 50 Besar ADWI 2022
    • Video 75 Besar ADWI 2023
    • Video 50 Besar ADWI 2024
  • Forum
    • ADWI 2024
    • ADWI 2023
    • ADWI 2022
    • ADWI 2021
    • Forum Jadesta
Login Daftar

UPACARA ADAT RANCAKALONG

Desa Wisata RANCAKALONG, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
  • Profil Atraksi
  • Fasilitas

Seni buhun merupakan seni khas budaya Rancakalong.


1.    Cangkaruk Mulud 
Upacara Cangkaruk mulud dilaksanakan pada bulan Maulud, yaitu memperingati Lahirnya  Nabi besar Muhammad SAW  dan mula mula dilaksanakan pada jaman Prabu kian Santang diteruskan oleh  Eyang Jati Kusumah, Eyang Ali dan Eyang Wirja dan sampai sekarang. Cangkaruk Mulud biasanya dilaksanakan  dengan masyarakat sekitarnya. Cangkaruk mulud terdapat adat potong tupeng, dengan nasi putih di ujung di bagiakan ke warga masyarakat tujuan  menolak bala.


2.    Upacara ngalaksa 
Ngalaksa merupakan upacara adat yang dilaksanakan masyarakat adat Rancakalong, Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang, sebagaimana halnya budaya masyarakat agraris. Upacara Adat Ngalaksa ditujukan sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah, dilaksanakan pada bulan hapit. 


=> Persiapan Upacara Adat Ngalaksa
Rangkaian kegiatan Upacara Adat Ngalaksa diawali dari persiapan sampai selesainya terdiri dari beberapa tahap kegiatan, adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

a.    Bewara
Setelah diadakan musyawarah para sesepuh untuk penentuan tanggal pelaksanaan Ngalaksa, maka hasilnya disampaikan kepada seluruh warga masyarakat adat. Atau dengan kata  lain Bewara adalah menginformasikan waktu pelaksanaan Ngalaksa kepada seluruh warga masyarakat. Sebagai media untuk penyampaian informasi tersebut pada awalnya adalah melalui penyampaian berita dari mulut ke mulut namun pada era sekarang untuk penyebarluasan informasi bisa melalui alat pengeras di media umum sepeti mesjid, surat menyurat dan telephon.

b.    Ngayun
Adalah suatu proses mengajak warga masyarakat adat untuk mengajak berpartisipasi dalam mempersiapkan kebutuhan baik bahan maupun alat yag digunakan untuk kelancaran kegiatan. Dalam bahas Sunda Ngahayu identik dengan kata ulang ngahayu-hayu, yaitun ungkapan ajakan, sehingga setelah dihayu-hayu oleh ketua Rurukan warga masyarakat menyumbangkan bahan upacara misalnya buah-buahan, umbi-umbian, beras, kelapa, padi, gula merah dan lain sebagainya, kemudian diantarkan ke rumah ketua Rurukan sebagai pusat kesiapan upacara.

c.    Mera/ membagikan bahan
Mera biasanya dilaksanakan satu minggu setelah pelaksanaan Bewara, pada tahapan Mera ini ketua Rurukan membagi-bagikan tugas kepada setiap warga Rurukan.Misalnya siapa yang bertugas untuk mencari kayu bakar, mengambil daun congkok ke hutan, dan tugas-tugas lain dalam memperlancar kegiatan upacara adat Ngalaksa.

d.    meuseul badag
Mesel bakal adalah proses penumbukan padi secara tradisional hingga menjadi beras. Petugas penumbuk padi biasanya ibu-ibu mereka bergantian menumbuk padi dengan menggunakan alat lesung sebagai alasnya dan penumbuknya menggunakan alu, sedangkan untuk memisahkan dedaknya Ditapi (Sunda) dengan nyiru.

e.    Nyiraman
Nyiraman  adalah proses mencuci beras, beras dimasukan ke dalam wadah biasanya menggunakan boboko kalau berasnya sedikit, kemudian dibawa ke tempat pemandian kalau dulu ada yang disebut tampian dengan air pancuran yang bersumber dari mata air, kalau sekarang mengunakan air sumur atau air ledeng.

f. Meuseul geulis
Adalah proses membuat tepung beras, beras yang sudah diinebkeun kemudian dibawa ke saung lisung untuk ditumbuk sampai lembut
Tepung beras yang sudah lembut kemudian dicampur dengan bumbu seperti garam dan kelapa tua yang sudah diparut dibuatkan adonan. Tahap berikutnya adalah membungkus adonan dengan daun congkok yang kemudian digodog dengan kancah sampai matang.
Proses membuat Laksa ini biasanya menghabiskan waktu sampai enam hari. Laksa yang sudah matang dibagikan kepada masyarakat.

3.    Hajat lembur atau buruan
Hajat lembur merupakan salah satu tradisi yang rutin di gelar oleh masyarakat Rancakalong di bulan Muharram, hajat lembur juga dikenal dengan istilah lain yaitu hajat sawèn. Hajat lembur merupakan salah satu bentuk pengungkapan rasa syukur terhadap Tuhan, yang mana mahluk Tuhan seluruh nya telah diberikan segala macam kenikmatan.

Ciri khas dari hajat lembur yaitu adanya sawèn, dan nasi kuning yang diberi ikan teri diatasnya yang mana mengandung makna bahwa kita hidup di alam dunia ini harus bisa teguh dan paham terhadap perilaku gotong royong, kemudian berprilaku baik terhadap sesama manusia, terhadap alam, begitupun terhadap hewan.

4.    Hajat Golong
Asal muasla

5.    Upacara Mapag Ibu
Jenis upacara adat Rancakalong yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali dengan tujuan sebagai rasa syukur atas panen yang melimpah. Dan biasa pelaksnaan upacara adat ibu diiringi musik buhun Rengkong. 
 

Fasilitas

  • Kamar Mandi Umum
  • Kesenian dan Budaya
  • Musholla
  • Tempat makan

QRCode Atraksi

Harga Mulai Dari

Rp 500,000

Kontak Desa Wisata

  • Desa Wisata RANCAKALONG
  • rancakalong2021@gmail.com

Bagikan Atraksi

  • Share
  • Tweet


Jejaring Desa Wisata

Desa Wisata

  • Rintisan
  • Berkembang
  • Maju
  • Mandiri
  • Pencarian Desa Wisata
  • Wisata Alam
  • Wisata Budaya
  • Wisata Buatan
  • Pencarian Atraksi

Hubungi Kami

0812-1000-2190
info@jadesta.com
KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA
© 2025
  • Close X