Wayang Klithik ini terbuat dari kayu. Bentuknya pipih. Perajinnya juga dari desa setempat. Kalau cerita, ciri khas dari Wayang Klithik lebih ke babad. Seperti cerita Kerajaan Majapahit, Singosari, dan Demak Bintoro. Wayang Klithik sendiri lahir bersamaan dengan awal mula berdirinya Desa Wonosoco. Itu bermula saat Pangeran Kajoran dari Mataram dan Ki Saji bersemedi untuk mencari petunjuk di tempat yang kemudian ditemukan dua sumber mata air. Setelah memenangkan peperangan, Pengeran Kajoran bersama pasukan menebang beberapa pohon dan membersihkan semak belukar di lereng pegunungan Kendeng itu untuk dijadikan perkampungan. Dalam babat alas itu, sang pangeran kehilangan mata cincinnya.
untuk menghormati ke dua leluhur itu, maka setiap tahun ada tradisi Resik-Resik Sendang dan dimeriahkan pagelaran Wayang Klithik. Cerita yang beredar di masyarakat, lahirnya kesenian itu memang dikhususkan untuk ritual tersebut. Warga desa meyakini, pagelaran Wayang Klithik harus ada dalam tradisi tersebut sebagai pelestarian dan perawatan tradisi untuk menghormati leluhur.