Desa Wisata Cikaso
Desa Cikaso terletak di Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Nama Cikaso diperkirakan berasal dari kosa kata Bahasa Sunda “ci atau “cai” yang berarti air dan “kaso” yang berarti kayu kaso atau pohon kaso. Jika dirangkaikan nama Cikaso berarti “air yang berasal dari pohon Kaso”. Sesuai dengan namanya desa ini merupakan desa yang penuh dengan melimpahnya sumber air. Hamparan lokasi persawahan yang luas dan banyaknya balong (kolam ikan) yang dimiliki hampir separuh penduduk desa, menjadi bukti bahwa tanah di desa ini sangat subur dengan air yang melimpah. Bahkan terdapat tujuh sumber mata air yang diyakini masyarakat hingga saat ini yang ada kaitannya dengan cerita para leluhur desa Cikaso yaitu mata air Cilangga, mata air Cinangsi, mata air Cibango, mata air Cimalayan, mata air Cipasantren, mata air Cihanyir dan mata air Cikabulakan.
Kekayaan Desa Cikaso ternyata bukan hanya sebatas airnya yang melimpah, tetapi juga kaya akan sumber daya alam, budaya, serta adat tradisi. Beragam tradisi sosial, aneka makanan khas, kesenian rakyat, cerita legenda, cerita mite (misteri) adalah beberapa hal menarik serta unik yang merupakan bagian dari warisan budaya desa ini. Salah satu keunikan yang dimiliki Desa Cikaso yaitu banyak berkembangnya cerita mite atau misteri yang berkaitan dengan sejarah kekuasaan para leluhurnya yang secara tidak langsung telah membentuk tradisi/budaya turun temurun. Seluruh kekayaan tersebut merupakan anugerah Allah yang senantiasa harus dilestarikan dan dijaga agar secara berkesinambungan dapat dinikmati dan menjadi kebanggaan setiap generasi.
Selain sumber daya alam yang potensial, Desa Cikaso memiliki sumber daya manusia yang juga tangguh. Jumlah penduduk Cikaso sebanyak 4910 jiwa menjadi salah satu daya dukung potensi SDM yang telah mendorong makin berkembangnya potensi sumber daya alam yang dimiliki. Sebagian besar penduduk Desa Cikaso yang memiliki mata pencaharian sebagai petani merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya dalam mempertahankan tradisi leluhur untuk tetap melestarikan kekayaan alam hingga saat ini.
Salah satu bukti pelestarian sumber daya alam yang dilakukan masyarakat Desa Cikaso dalam bidang pertanian tergambarkan dalam bentangan luas lokasi pertanian yang ada di perbatasan desa.
Potensi sumber daya alam yang dimiliki Desa Cikaso menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun pendatang. Salah satu yang menjadi pusat perhatian adalah keindahan hamparan sawah yang luas berlatar belakang Gunung Ciremai yang kokoh yang terletak di Blok Sudimampir. Kawasan sawah milik desa seluas 11.470 m2 selain menjadi lokasi pertanian yang digarap oleh masyarakat, juga telah menjadi destinasi wisata baru bagi masyarakat yang digunakan untuk berolahraga, bersantai dan rekreasi. Tempat ini selalu didatangi oleh masyarakat bahkan hingga dari luar Kabupaten Kuningan.
Kawasan persawahan ini oleh masyarakat dinamakan Sawah Lope. Penamaan ini mungkin berawal dari keindahan alam yang membuat jatuh cinta setiap pengunjungnya. Nama “lope” identik dengan kata love dari bahasa Inggris yang berarti cinta. Namun kemudian kata "Lope" digunakan oleh Pokdarwis sebagai akronim atau singkatan dari "Lokasi Persawahan".
Viralnya Sawah Lope di media sosial sebagai salah satu tujuan destinasi wisata baru di Kabupaten Kuningan, menjadi tantangan tersendiri bagi Desa Cikaso.Berbekal semangat warga masyarakat kemudian membentuk Kelompok Sadar Wisata yang diberi nama Pokdarwis Rumpun Padi. Dengan modal swadaya masyarakat sedikit demi berusaha mewujudkan Desa Cikaso menjadi Desa Wisata.
Saat ini Pokdarwis sedang mengelola salah satu destinasi wisata di Desa Cikaso yaitu Sawah Lope. Di areal tersebut telah terdapat 13 saung bambu, 1 saung pusat informasi sekaligus kantor pengelola, 6 buah toilet, 2 kamar bilas, 1 musola dan area parkir. Di area sawah tersedia juga kuliner khas Desa Cikaso yaitu Nasi Liwet dan aneka jajanan makanan ringan yang dijual oleh penduduk setempat.
Selain sebagai petani, sebagian masyarakat Desa Cikaso juga berprofesi sebagai pedagang. Sebagian besar penduduk yang tidak bertani, mereka mendirikan usaha rumahan yang menjual makanan khas/tradisional, seperti rangginang, tengteng, rempeyek, comro, serabi, kue cuhcur, peuyeum ketan, geplak, bawang goreng, dan makanan tradisional lainnya. Berbagai makanan khas dibuat di rumah-rumah penduduk yang kemudian hasilnya dijual di pasar, toko, maupun di tempat wisata. Beragam makanan khas yang diproduksi secara rumahan oleh warga Masyarakat Desa Cikaso telah menjadi daya tarik lainnya dari desa ini.
Belum ada homestay