Desa Wisata Pauh Kamang Mudiak
Pauh Kamang Mudiak, Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat
Desa Wisata Pauh Kamang Mudiak, berada di Nagari Pauh Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Nagari Pauh Kamang Mudiak merupakan nagari pemekaran sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 4 Tahun 2022 tanggal 26 September 2022. Pada tanggal 13 Desember 2022 nagari ini diresmikan sekaligus pelantikan Pj Walinagari oleh Bupati Agam.
Desa Wisata Pauah berada pada kawasan Geopark Sianok. Bukit batu kapur mengelilingi hamparan persawahan yang menyajikan sensasi view dengan suasana pedesaan yang penuh pesona dengan motto Pesona, Alam, Unik, dan Harmoni (PAUH).
Kawasan wisata ini juga merupakan bagian dari daerah perjuangan di masa perang kemerdekaan RI, kawasan grilya dan ijok. Perang masa lalu itu selalu dipimpin oleh tokoh agama dan kawasan ini menjadi area perjuangan sekaligus mensyiarkan ajaran agama islam, seperti Syeikh H Jabang (Inyiak Jabang). Terdapat juga beberapa tokoh yang luput, tetapi terdapat situs kuburannya yang tidak terdeteksi kuburan siapa. Kuburan itu dipercaya memiliki kekuatan mitos. Situs kuburannya tersebut menjadi destinasi ziarah dari berbagai daerah pada waktu tertentu. Selain itu suraunya menjadi destinasi ibadah, melaksanakan suluk selama bulan Ramadhan.
Tempat ijok atau persembunyian semasa perang terdapat di hutan di atas bukit kapur yang menawarkan destinasi tracking dan aneka situs ekologi. Destinasi itu seperti air terjun, goa, mata air, lurah, dan tumbuhan spesipik yang menawarkan edukasi.
Di samping itu, area persawahan, peternakan, rumah penduduk yang bergonjong, dan aktivitas ekonomi serta interaksi masyarakat menghadirkan suasana perdesaan Minangkabau. Hamparan persawahan terbentang di sepanjang jalan utama dan di kaki bukit kapur dengan aktivitas petani mengolah sawah ditemani bangau putih yang hinggap dan terbang melayang. Di kaki bukit juga terlihat kegiatan penggalian batu kapur yang akan diolah untuk kapur industri. Hilir mudik truk pembawa batu kapur di jalan utama nagari terlihat sepanjang hari. Sore hari terlihat petani yang memiliki hewan ternak membawa rumput untuk makanan sapinya. Menjelang pergantian siang dan malam terlihat aktifitas masyarakat di lapau kopi melepas lelah dan juga menuju surau untuk menjalankan ibadah shalat. Beberapa rumah bagonjong yang masih dihuni terlihat terawat dan yang kosong berhadapan dengan perubahan zaman dan cara berpikir masyarakatnya dibiarkan menghadapi masa akhirnya (KA).