Dewisaba, atau Desa Wisata Babakan, merupakan sebuah daerah tujuan wisata yang dikelola oleh masyarakat Padukuhan Babakan. Secara administratif padukuhan Babakan terletak di Kelurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mempunyai beragam atraksi dan daya tarik dengan nuansa pedesaan di Muara Sungai Progo, dan menjadi salah satu desa wisata unggulan di Bantul. Batas administratif di sebelah utara Padukuhan Bibis, sebelah selatan Padukuhan Krajan, sebelah timur Padukuhan Kukap, sebelah barat adalah Sungai Progo.
Ditetapkan menjadi desa wisata melalui SK Lurah Poncosari No 33 Tahun 2022, tertanggal 11 Juli 2022.
Padukuhan Babakan termasuk dalam daerah pesisir muara, dengan kondisi geografis heterogen. Memiliki luas wilayah 38.399 ha meliputi pekarangan 18.979 ha, sawah 16.295 ha, dan bantaran Sungai Progo dengan sekitar 3.125 ha. Kawasan sungai ini merupakan luasan tidak stabil karena selain kengser juga meliputi area delta, atau sering disebut Pulo Tengah.
Berjarak sekitar 3 km dengan pusat kalurahan, kapanewon 5 km, kabupaten 20 km, sedangkan ibukota provinsi berjarak sekitar 35 km. Dewisaba dapat diakses melalui jalur Jalan Pandansimo, baik itu ditempuh melalui Jalan Srandakan maupun Jalan Jalur Lintas Selatan. Merupakan jalur wisata pantai Jogja, dan masuk dalam rencana jalan utama nasional menuju New Yogyakarta International Airport.
Ide pembentukan Desa Wisata Babakan diprakarsai oleh Dukuh Babakan Agus Sriyono beserta beberapa tokoh masyarakat padukuhan. Melalui proses kajian dan sosialisasi, akhirnya dibentuklah pengurus Desa Wisata Babakan yang diketuai oleh Widodo Susanto pada medio 2021. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan SK di tahun 2022. Keputusan ini didasari oleh banyak hal dan pertimbangan, yang kemudian menjadi latar belakang terbentuknya Dewisaba.
Padukuhan Babakan merupakan sebuah wilayah yang kental dengan suasana pedesaan. Faktor ekonomi, sosial, budaya dan kemasyarakatannya masih sangat alami, sejalan dengan pola penghidupannya. Hal ini juga didukung oleh letak geografis Babakan yang berada di tepian Sungai Progo. Sebagian besar warga masih mengandalkan mata pencaharian sebagai petani dan peternak, dari produksi sampai ke pengolahannya.
Masuk dalam zona Muara Sungai Progo, Babakan menyuguhkan pemandangan luas hamparan hijau dan perairan. Di sisi barat, pulau-pulau kecil delta sungai Progo dengan latar belakang Samudra Indonesia di ujung selatan. Pesona sunset terlihat sempurna dengan mirror effect dari Progo yang membentang.
Pemandangan hijau ini karena memang Padukuhan Babakan memiliki lebih banyak area tanaman daripada daerah hunian. Di sisi timur dan selatan pemandangan khas pedesaan dengan hamparan luas persawahan, sejauh mata memandang.
Dari tiga sisi padukuhan, luasan lahan dimanfaatkan untuk pertanian pangan. Kesuburan tanah Babakan selaras dengan sejarah pergerakan Sungai Progo dari awal pembentukan hingga sekarang. Area persawahan, dulunya adalah zona bekas aliran, hingga meninggalkan lapisan tanah endapan yang sangat cocok untuk pertanian.
Area hunian, warga Babakan juga memanfaatkan tanah pekarangan untuk penyokong kebutuhan pangan, seperti kelapa, buah, gayam, dan sayur-mayur lainnya. Budidaya Koro Pedang bahkan mengantar produksi Tempe Koro Berlian Progo menjadi atraksi dan kuliner unggulan. Hasil bumi lainnya kemudian menginspirasi atraksi kuliner Pasar Kenangan.
Bantaran Sungai Progo, baik di kengser maupun delta Pulo Tengah, selain dimanfaatkan untuk pertanian pangan, juga sebagai lahan rumput pakan. Tercatat ratusan ekor sapi dan kambing dipelihara warga yang tergabung dalam kelompok ternak di Babakan.
Sebagian lahan ditanami pohon buah serta Indigofera, yang selain untuk support pakan ternak juga digunakan sebagai bahan pewarna alam. Puspita Batik bahkan sudah berhasil membuat pasta pewarna alam dalam kemasan.
Kesuburan tanah di Babakan tak hanya menghasilkan komoditas pertanian pangan, tapi juga melimpahnya sumber pakan. Peternakan bahkan menjadi penghidupan warga sejak berdirinya padukuhan.
Selain unggas yang memanfaatkan luasnya area umbaran, tercatat ada dua kelompok besar peternakan. dengan ratusan ekor sapi, dan kelompok Branding kelompok ternak di Babakan cukup kuat, dengan jangkauan dan omset penjualan yang tinggi bahkan sampai ke ibukota.
Potensi edukasi ternak mulai dari pemilihan bibit unggul, penggemukan, sampai dengan penjualan. Pengolahan pakan sampai dengan tata cara pemanfaatan kotoran hewan. Potensi atraksi terutama fotografi, dengan banyak pilihan jumlah ternak. Bahkan kambing boer menjadi salah satu favorit karena kelucuannya. Menjadi salah satu atraksi pendukung di Desa Wisata Babakan.
Konsep Desa Wisata Babakan mencakup segala aspek yang mendukung konservasi. Gerakan pemberdayaan melalui sadar wisata dengan kaidah kemasyarakatan atau Community Base Tourism cukup mewakilkan. Nilai-nilai yang diangkat meliputi sosial budaya kemasyarakatan artinya mengedepankan kearifan lokal, tentang bagaimana manusia berhubungan satu sama lain, dan bagaimana manusia berhubungan dengan alam.
Pariwisata merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bantul yang terbesar. Tak heran jika pembangunan kepariwisataan menjadi target utama, dengan konsep Bantu Madhep Ngidul, atau Bantul menghadap selatan. Konsep pembangunan kepariwisataan yang menitik beratkan wilayah Bantul bagian selatan.
Desa Wisata Babakan memang terletak di kawasan wisata strategis pantai Bantul. Sebaris dengan Pantai Baru, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Samas, yang menjadi andalan retribusi pariwisata Bantul. Di tahun ini juga dimulainya pembangunan , yang nantinya menghubungkan dua sisi Jalan Jalur Lintas Selatan di Bantul dan Kulonprogo. Jalur utama dari New Yogyakarta International Airport ke kota Jogja, Bantul, maupun destinasi-destinasi di sekitarnya.
Terletak di Muara Sungai Progo, Desa Wisata Babakan Poncosari Srandakan Bantul mempunyai kondisi geografis yang heterogen. Kearifan lokal pedesaan menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan alam, dari moyang hingga sekarang.
Destinasi pertama yang dibuka untuk umum, berada di pinggir Sungai Progo. Menempati daerah kengser, ditengah-tengah kawasan perkampungan dan bantaran sungai. Dengan luasan sekitar satu hektar, terdapat beberapa bangunan fasilitas, mulai dari tempat parkir, toilet, limasan Kembang Desa, panggung, hingga ruang publik.
Di destinasi juga terdapat Pasar Kenangan, yakni event atraksi pasar dengan konsep Eco Tourism Traditional Market. Pasar ini buka setiap hari Minggu mulai jam 07.30 pagi.
Pulo Tengah merupakan gugusan delta di Sungai Progo, dan merupakan daratan tidak stabil mengikuti pergerakan arus air sungai yang berubah-ubah setiap musimnya.
Kawasan ini dimanfaatkan oleh penduduk sekitar baik dari sisi timur sungai di bagian Bantul maupun sisi barat di bagian Kulonprogo sebagai alternatif lahan pakan.
Berjajar dengan posisi random dari ujung muara sampai sekitar 2 km dari bibir pantai ke arah hulu. Daratan yang lebih stabil biasanya dimanfaatkan untuk pertanian, terutama di musim kemarau. Gugusan Pulo Tengah ini menjadi sebuah dinamika visual yang fotogenic. Terdapat aneka ragam flora dan fauna terutama yang menarik adalah burung migran. Menjadi salah satu atraksi yang menarik di Desa Wisata Babakan.
Sebagai sebuah daerah tujuan wisata favorit di Jogja, Dewisaba menyuguhkan beragam atraksi menarik. Dengan inspirasi dari kegiatan keseharian masyarakat, atraksi di Desa Wisata Babakan mempunyai nilai lokalitas yang tinggi. Nilai ini yang kemudian menarik untuk wisatawan, menyatu dengan alam pedesaan beserta tata kehidupannya.
Pasar Kenangan berlokasi di destinasi Gerbang Progo, Desa Wisata Babakan, Babakan, Poncosari, Srandakan, Bantul, DI Yogyakarta.
Adalah pagelaran dedasaran, kuliner dan dagang lawasan. Format jual beli pedesaan pada masa lampau yang mengedepankan interaksi sosial dan atraksi budaya. Dalam konsep besarnya, Pasar Kenangan adalah sebuah atraksi ekowisata yang didalamnya terkandung nilai-nilai konservasi tradisional serta mengangkat budaya tradisional dalam kerangka kearifan lokal sebagai penjabaran dari Sapta Pesona.
Event pemancingan ini diadakan di Kedhung Jero, sebuah kolam buatan di Desa Wisata Babakan. Terletak di pinggiran Sungai Progo, satu kawasan dengan Gerbang Progo. Waktu kegiatan biasanya diadakan setiap Minggu, bertepatan dengan hari buka Pasar Kenangan, sehingga selain memancing, pengunjung juga bisa membawa keluarga untuk berbelanja jajanan lawas sambil menikmati pemandangan.
Selain pertanian pangan, kawasan Pulo di pinggir Sungai Progo juga diisi tanaman Indigofera. Tanaman untuk pakan ternak dan juga sebagai pewarna batik alami. Di Desa Wisata Babakan, Puspita Batik Indigo juga membuka workshop dari cara menanam dan memanen tanaman indigo. Membuat pasta indigo, mengikuti proses membuat pola dan membatik hingga proses pewarnaan batik indigo.
Di Babakan terdapat pula industri tempe koro Berlian Progo. Dengan kelebihan tata cara pemrosesan yang semua serba alami. Mulai dari penanaman benih koro pedang, perlakuan biji koro, pembuatan tempe dengan usar atau jamur alami, hingga proses memasak atau pengemasan.
Wisatawan di Desa Wisata Babakan dapat mengikuti workshop pembuatan tempe koro, mulai dari penanaman bibit koro pedang sampai pemanenan koro pedang yang siap produksi, kemudian mengikuti proses pembuatan tempe koro hingga selesai, juga dapat mengolah tempe koro menjadi inovasi produk lainnya.
Ada ribuan dari kawasan subtropis seperti Rusia dan Alaska menuju daerah selatan seperti Australia, Selandia Baru, dan Papua Timur. Karena perjalanannya yang terlalu jauh, rombongan burung tersebut singgah di Muara .
Menurut , ada 372 spesies burung endemik di Indonesia, dan 149 spesies burung migran. Dari seluruh spesies tersebut, ada 78 jenis burung pantai dan 44 jenis diantaranya dapat ditemui di Muara Progo, baik endemik maupun migran. Tak heran jika Muara Progo menjadi lokasi dengan keanekaragaman jenis burung terbanyak di kawasan Jawa dan Bali. Pengamatan atau patroli burung migran kemudian menjadi salah satu unggulan atraksi pariwisata di Desa Wisata Babakan.
Menikmati atraksi dan destinasi di Desa Wisata Babakan akan lebih lengkap jika menginap disini. Suasana alam Muara Sungai Progo dengan ciri khas budaya kehidupan lokal. Mengikuti kegiatan keseharian warga masyarakat lokal di pinggiran Progo sembari menjelajah seputaran perkampungan.
Terdapat 2 buah di Dewisaba, dan beberapa homestay yang sedang proses pembenahan. Homestay Adelia dan Puspita Homestay yang masing-masing menawarkan keunikan tambahan sesuai dengan keseharian pemilik rumah. Dengan akses yang mudah, biaya akomodasi terjangkau, menambah kekomplitan berlibur di Desa Wisata Babakan.